BOGOR- Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun Bogor (UIKA) menyelenggarakan mimbar bebas kritik di depan Rektorat UIKA sebagai respons terhadap apa yang mereka anggap sebagai penurunan kualitas demokrasi di kampus ada hari Senin, 26 Agustus 2024.
Aksi ini dihadiri oleh mahasiswa-mahasiswa yang kompak mengenakan pakaian serba hitam dan sebagian membawa payung hitam, sebagai simbol kesedihan dan ketidakpuasan.
Acara mimbar bebas ini menampilkan berbagai kegiatan, termasuk drama teatrikal, orasi, puisi, dan tabur bunga.
Setiap elemen tersebut dimaksudkan untuk memperingati apa yang disebut para mahasiswa sebagai “matinya demokrasi” di UIKA.
Penampilan tersebut menggambarkan keprihatinan mereka atas campur tangan yang diduga dilakukan oleh Wakil Dekan 3 salah satu fakultas dan Wakil Rektor 3 dalam proses pemilihan Raya Presiden Mahasiswa.
Dalam orasinya, koordinator MBKM (Mimbar Bebas Kritik Mahasiswa) Faiq Abdillah, menekankan bahwa campur tangan tersebut telah mengancam integritas proses pemilihan dan merugikan kebebasan berpendapat di kalangan mahasiswa.
“Kami ingin menunjukkan bahwa suara kami tidak bisa dibungkam,” ujar Faiq.
“Kami menuntut agar pihak-pihak yang terlibat dalam intervensi ini dihentikan dan memastikan bahwa semua proses demokrasi di kampus berjalan secara adil dan transparan,” lanjutnya.
Para mahasiswa berharap, melalui mimbar bebas ini, mereka dapat mendorong perubahan positif dan memastikan bahwa hak-hak mereka sebagai mahasiswa dihormati.