Bogor, denting.id – Kota Bogor tak sekadar kota hujan. Di balik pesonanya, tersimpan warisan sejarah yang kuat dan visi pembangunan berkelanjutan. Kini, arah pembangunan kota ini ditata ulang agar tak hanya modern secara fisik, tapi juga mencerminkan jati diri peradaban masa lalu.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bogor tengah menyusun langkah strategis untuk menata kota dengan pendekatan yang menyelaraskan nilai sejarah, lingkungan, dan kemajuan zaman.
Gubernur Jawa Barat menyebut pentingnya menjaga identitas Kota Bogor sebagai kota bersejarah. “Bogor ini kota yang punya nilai sejarah kuat dan bukti sejarahnya kokoh. Kota ini harus tumbuh mengikuti zaman, tapi tetap menjaga jejak peradaban masa lalunya,” ujarnya.
Salah satu upaya yang dirancang adalah memperkuat tata ruang kota lewat pendekatan arsitektur yang menyatu dengan alam dan sejarah lokal. Konsep tritangtung menjadi acuan dalam membangun kota agar harmoni antara alam, budaya, dan ruang hidup warga bisa terus terjaga.
Tak hanya itu, Gubernur juga mengusulkan pencarian titik sejarah awal berdirinya Pakuan Pajajaran. Di lokasi tersebut, akan dirancang sebuah kawasan bernama Kampung Pakuan, yang merepresentasikan budaya dan peradaban Sunda klasik.
Reformasi Pendidikan: Jam Masuk dan Sekolah Gratis
Gubernur juga menanggapi isu terkait jam masuk sekolah. Ia menegaskan bahwa tidak ada sekolah yang akan dimulai pukul 06.00 pagi.
“Mulai tahun ajaran baru, SD, SMP, dan SMA di Jawa Barat akan mulai sekolah pukul 06.30 pagi, dari Senin sampai Jumat. Ini agar orang tua bisa antar anak ke sekolah sebelum bekerja. Efektif, dan memperkuat kebersamaan,” jelasnya.
Terkait putusan Mahkamah Konstitusi soal sekolah gratis, Gubernur menyatakan bahwa kebijakan tersebut akan diimplementasikan, termasuk subsidi biaya pendidikan yang adil antara sekolah negeri dan swasta. “Subsidi harus setara agar tidak menimbulkan ketimpangan antar sekolah,” katanya.
Penataan Batu Tulis dan Komitmen Lingkungan
Proyek pembebasan lahan dan penataan kawasan Batu Tulis yang sempat tertunda kini kembali dipastikan akan dilanjutkan. Gubernur memastikan bahwa Pemprov dan Pemkot akan berbagi biaya, masing-masing menanggung Rp25 miliar dari total anggaran.
“Sudah tidak ada masalah. Pembebasan lahan oleh kota, nanti dana kami transfer. Kita ingin tempat ini jadi taman kota sekaligus kawasan hijau, Leuweung Batu Tulis,” ungkapnya.
Fasilitas Barak Militer untuk Pelajar
Wacana pembangunan barak militer atau asrama siswa juga dibahas. Tujuannya adalah menyiapkan lingkungan belajar yang tertib dan mendukung pembentukan karakter. Pemerintah Provinsi dan Kota akan berbagi tanggung jawab, tergantung jenjang pendidikan.
“Untuk SD dan SMP tanggung jawab kota, kalau SMA baru provinsi. Yang penting ada makan harian, tempat tidur memadai, dan pelatih dengan honor layak,” jelas Gubernur.
Target Pembangunan
Soal target pembangunan infrastruktur, Wali Kota Bogor menyebut saat ini DED (Detail Engineering Design) sudah selesai. Pembebasan lahan sedang berlangsung. Proyek fisik direncanakan rampung pada tahun 2026.
“Dengan komitmen dari provinsi dan dukungan dari kota, pembangunan ini InsyaAllah bisa tuntas tepat waktu,” ujar Wali Kota.