Bogor, denting.id – Tempe, makanan sederhana yang selama ini setia di dapur rakyat, kini sedang bersiap menembus meja-meja makan dunia. Pemerintah menyiapkan strategi besar untuk menjadikan tempe sebagai ikon gizi nasional sekaligus komoditas ekspor unggulan.
Dalam forum “Rembug Budaya Tempe” di Bogor, Sabtu (14/6/2025), Staf Ahli Kementerian PPN/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali, menyebut tempe bukan sekadar pangan, tapi juga warisan budaya yang layak dikenalkan ke dunia.
“Indonesia bertekad menjadikan tempe makanan global. Ini bukan sekadar soal ekonomi, tapi juga soal identitas,” ujar Pungkas.
170 Ribu Perajin, Motor Ekonomi Mikro yang Tak Boleh Ditinggalkan
Data dari Forum Tempe Indonesia (FTI) mencatat ada hampir 170.000 perajin tempe di tanah air. Sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, yang menjadi ujung tombak pertumbuhan ekonomi rakyat.
“Tempe itu penggerak ekonomi mikro kita. Lebih dari 99 persen pelakunya adalah UMKM,” ujar Deputi Usaha Mikro KemenKopUKM, Mohamad Riza Adha Damanik.
Namun, industri tempe masih menghadapi tantangan besar, terutama pada bahan baku yang 76 persen masih impor. Untuk itu, pemerintah mendorong diversifikasi ke bahan lokal seperti kacang koro dan kacang hijau.
Menu Harian Anak Sekolah dan Pasar Dunia
Tempe juga masuk dalam program prioritas nasional: Makan Bergizi Gratis (MBG). Kandungan proteinnya menjadikan tempe sebagai pilar utama pemenuhan gizi anak-anak sekolah.
“Tempe mendukung pertumbuhan dan kecerdasan anak. Ini pangan lokal yang bisa jadi benteng dari serbuan makanan instan asing,” kata Pungkas.
Tak hanya berdampak pada gizi, MBG juga diproyeksikan menyumbang hingga 1 persen dari target pertumbuhan ekonomi nasional.
Saatnya UMKM Tempe Mendapat Dukungan Nyata
Pemerintah terus mendorong hilirisasi tempe dengan melibatkan UMKM dalam rantai pasok program MBG. Saat ini sudah ada 244 supplier tempe yang terlibat, dan peluang ekspansi masih terbuka lebar.
Namun, untuk mewujudkan ekspor dan inovasi, pelaku UMKM butuh lebih dari semangat. “Perlu skema pembiayaan khusus yang mendukung produksi higienis dan inovatif,” tandas Riza.
Baca juga : Bea Cukai Bogor Bongkar Kasus Rokok Ilegal Terbesar Sejak 2024, 2,5 Juta Batang Disita
Baca juga : Kejari Bogor Minta Kerja Sama Antarprovinsi Berantas Rokok Ilegal