Jakarta, Denting.id – Sebuah insiden tragis baru-baru ini menggemparkan dunia maya setelah seorang TikToker penyandang disabilitas, Bank Leicester atau Thanakarn Kanthee, meninggal dunia setelah dicekoki minuman keras dalam sebuah tantangan yang ia terima. Video yang merekam kejadian itu menjadi viral di media sosial, memicu kecaman luas terhadap eksploitasi penyandang disabilitas demi konten.
Baca juga : Korea Selatan Catat Sejarah: Presiden Dimakzulkan dan Akan Ditangkap
Dalam video yang beredar, Bank Leicester terlihat dipaksa meminum alkohol oleh beberapa orang di sebuah pesta di Toko Pertanian Om Sin, provinsi Chanthaburi, pada malam Natal 2024. Para pelaku tampak memvideokan momen tragis tersebut dengan penuh kegembiraan, sementara Bank yang tampak semakin sempoyongan dipaksa meneguk minuman keras meski sudah tidak sanggup.
Bank Leicester, yang memiliki lebih dari 100.000 pengikut di TikTok, sebelumnya dikenal sebagai seorang influencer yang menerima berbagai tantangan demi mendapatkan uang. Namun, insiden ini menunjukkan betapa ia telah dieksploitasi oleh sesama kreator media sosial yang memanfaatkan disabilitasnya demi popularitas dan keuntungan pribadi.
Latar belakang hidup Bank Leicester cukup menyentuh. Ia dibesarkan oleh neneknya di daerah kumuh Bangkok setelah orang tuanya berpisah saat ia masih bayi. Sejak usia tujuh tahun, ia telah berjualan bunga di jalanan. Meski hidup dalam kesulitan, Bank berhasil meraih ketenaran di media sosial melalui berbagai tantangan, yang akhirnya membawa pada kematian tragis ini.
Kementerian Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Thailand mengonfirmasi bahwa Bank memegang kartu disabilitas resmi. Pemerintah kini fokus memberikan dukungan kepada nenek Bank yang sudah lanjut usia, termasuk perbaikan rumah dan tunjangan perawatan lansia.
Insiden ini terjadi sekitar pukul 11 malam pada 24 Desember 2024 dan telah menarik perhatian polisi Thailand. Saat ini, dua tersangka utama telah ditangkap: Ekkachat “M” Meeprom (35), yang diduga mendorong Bank untuk minum dua botol brendi dengan imbalan uang, dan Theerawat “Bird” Srirong (36), yang diduga membawa Bank ke pesta tersebut. Bird juga menghadapi dakwaan terkait eksploitasi dan pengunggahan konten yang tidak pantas.
Selama upacara pemakaman Bank Leicester di kuil Wat Yu Dee Satthatham di Bangkok, beberapa kreator konten yang sebelumnya mengeksploitasi Bank datang untuk meminta maaf kepada neneknya yang berusia 80 tahun. Di antara mereka adalah Thanapol “Boat Own-wai” dan Alongkorn “Meng,” yang terlibat dalam sejumlah tantangan yang mengarah pada kematian Bank.
Menanggapi tragedi ini, Menteri Pembangunan Sosial Thailand, Varawut Silpa-archa, menyerukan penghentian eksploitasi individu penyandang disabilitas demi konten media sosial. “Meskipun pembuatan konten telah menjadi sumber pendapatan yang signifikan, saya mengimbau masyarakat untuk tidak mengambil untung dari disabilitas orang lain,” ujar Varawut.
Baca juga : Jokowi Masuk Daftar Finalis Tokoh Dunia Korupsi Versi OCCRP
Tragedi ini menjadi pengingat keras tentang bahaya eksploitasi di dunia maya, terutama bagi individu yang rentan seperti penyandang disabilitas.

